Jumat, 05 Juni 2015

Eldin: Jadikan Medan Rumah Kita

Medan, (Analisa). Walikota Medan HT Dzulmi Eldin  me­nghadiri peringatan Israk Mikraj 1436 H sekaligus  tepung tawar sunat massal di Masjid  Amar Makruf Jalan Pertemuan Medan, Jumat malam (29/5). Di hadapan ratusan warga yang menghadiri acara ter­sebut, Eldin mengajak untuk terus me­­­ningkatkan tali silaturahmi dan ke­bersamaan  serta menjadikan Medan seba­gai rumah bersama (kita).
“Kota Medan adalah rumah kita ber­sama yang harus terus dirawat dan dijaga agar tetap menjdi tempat berlindung maupun saling menebarkan kasih sayang diantara sesama anggota masyarakat,” kata Walikota Medan, Jumat.
Dijelaskan Walikota, Pemko Medan kini terus bergiat untuk menghadirkan kota yang  layak, nyaman dan aman bagi seluruh warganya. Untuk itu  dilakukan pem­bangunan infrastruktur, fasilitas pub­lik hingga berbagai pelayanan mas­ya­rakat, termasuk menggandeng seluruh stake holder supaya selalu menghadirkan  suasana yang harmonis di Kota Medan.
Dzulmi Eldin mengingatkan, upaya yang dilakukan Pemko Medan itu tak akan terwujud jika bekerja sendirian. Ka­renanya, perlu dukungan penuh dari smeua elemen masyarakat, termasuk jemaah Masjid Amar Makruf dalam ran­­gka memajukan Kota Medan ke de­pan­nya. “Mari kita bahu membahu dan bekerja sama untuk membangun Kota Medan yang harmonis,” ajaknya.
Persiapkan Diri
Dia mengingatkan, sebentar lagi  umat muslim akan menghadapi bulan suci Ramadhan 1436 H. Untuk itu Eldin me­­ngajak seluruh jemaah yang hadir agar mempersiapkan diri, seperti  mem­buat rencana-rencana kegiatan yang diselenggarakan di masjid-masjid. Lalu  persiapan menghadapi Salat Tarawih, tadarusan dan kuliah subuh.
 “Selain itu mulailah dari sekarang merencanakan kegiatan yang tidak kalah besar makna dan manfaatnya, misalnya lomba hafal Alquran, lomba azan bagi anak-anak maupun yang lainnya. Mudah-mudahan kita dianugerahi allah SWT kesehatan jasmani dan rohani, sehingga dapat menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan baik,” ungkapnya.
Israk Mikraj dan tepung tawar khitanan mas­sal ini dihadiri Penasehat BKM Amar Makruf Parlindungan Sipahutar, Ketua BKM Amar Makruf H.M Rusly Biran, Kadis Pendapatan Kota Medan H.M Husni SE MSi, Kadis Tata Ruang dan Tata Bangunan  (TRTB) Sampurno Pohan, Camat Medan Perjuangan Dedi Jaminsyah Putra Harahap SSTP MSP, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta warga Kecamatan Medan Perjuangan

Kamis, 26 Februari 2015

Materi Power Point Matematika Peluang SMP IX SMPN 21 Medan ppt

Sekarang mari kita akan melihat materi Peluang, yang pada awalnya adalah tugas saya untuk mempresentasikan hasil diskusi dan membuat dalam bentuk powerpoint yang akan dinilai oleh guru Matematika saya yaitu Pak Solo Raja Batubara. oke ini dia materinya:
silakan di download :D

Materi Power point Peluang SMP IX


10 Masalah Terbesar Bangsa Indonesia

Dari hasil survey salah satu televisi swasta nasional, di dapatlah 10 masalah terbesar bangsa indonesia.
1. Persoalan kestabilan ekonomi
2. Korupsi
3. Kemiskinan
4. Pengelolaan BBM
5. Sistem Pendidikan
6. Pengangguran
7. Tingginya Harga Pangan
8. Bencana Alam
9. Kelaparan dan Krisis Pangan
10.Krisis Kepemimpinan

Terlalu banyak masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, berbagai masalah, cobaan, rintangan dan bencana datang silih berganti. Kita selalu memimpikan hidup bahagia, sejahtera, damai dan tenang. Namun kita juga tidak bisa merasa bahagia jika masih ada saudara dan tetangga kita yang masih kesusahan, bagaimana mungkin kita tersenyum sedang orang-orang di sekitar kita menangis.
Kita selalu menyebut indonesia sebagai negara berkembang, namun sampai sekarang perkembangannya selalu terseok-seok, entah kapan benar-benar mampu mengepakkan sayapnya. Kita pernah menjadi macan asia, tapi itu dulu, ketika kita menghalalkan segala cara, meraih pembangunan dengan meninggalkan aspek-aspek lingkungan dan kemanusiaan, ketika kebebasan kita dibatasi oleh diktator dan kesejahteraan hanya tampak sebagai kulit, sedang didalam tak lain dan tak bukan hanyalah kebobrokan.
Kita negara yang kaya, berbagai hasil bumi dan alam yang melimpah, namun kita tidak sejahtera, uang rakyat untuk pembangunan dan kesejahteraan masuk ke saku orang-orang tak bertanggungjawab, mereka tidak malu memakan yang bukan haknya. Korupsi telah mendarah daging.
Kemiskinan yang tinggi, banyaknya rakyat yang hidup dibawah garis kesejahteraan. Pengelolaan BBM yang tidak becus dan tidak transparan semakin memperburuk kondisi negara. Melengkapi deretan-deretan masalah bangsa Indonesia.
Bicara soal sistem pendidikan, mahalnya biaya untuk sekolah dan kuliah, ketidakberesan sistem semakin membuat rakyat dan bangsa ini lengkap dengan kebobrokan dan penderitaan. Lihat saja perbandingan yang cukup mengejutkan antara jumlah penduduk indonesia dengan orang-orang ahli yang dimilikinya. Belum lagi pengangguran yang merajalela, tingginya harga bahan pangan, menyebabkan kelaparan bagi saudara-saudara kita, hal tersebut tentu meningkatkan angka kriminalitas, makin merusak keamanan dan kestabilan negara.
Bicara soal alam Indonesia, Bencana alam yang muncul silih berganti, seolah telah menjadi masalah biasa bagi bangsa ini. Penanganan, pencegahan dan sosialisasi yang kurang, seolah tidak pernah berubah, masih sama saja, Indonesia masih belum mampu berbenah dan hal tersebut masih menjadi masalah utama bangsa Indonesia.
Krisis kepemimpinan, minimnya jumlah pemimpin yang benar-benar mampu merubah dan memakmurkan negara ini, krisis akan kepercayaan terhadap pemimpin dan janji-janji mereka, seolah menjadi trauma tersendiri.



Senin, 23 Februari 2015

Paskibra SMPN 21 Medan

Ini dia persiapan mengikuti lomba Paskibra SMPN 21 Medan
 Anggota Paskibra SMPN 21 (Angkatan 1)Medan diantaranya adalah:
1. Afrida Azzahra
2. Mira Putri Andany
3. Faoli Giawa
4. Glens
5. Wiriadi Yahya
6. Rofiul Zannah
7. Putri Kharunnisa
8. Novi Puspita
9. Agum Nurhidayat
10. Helen Andreani
11.Melly
dll














Ini dia Paskibra mo lomba PBB ayo kita lihat :D















Dan ini dia SMPN 21 Medan Akhirnya menang :D

















Sekian.. :D

Baek Ji Young – 한참 지내서 After Long Time (OST Rooftop Prince) with Indonesian translation

Baek Ji Young – 한참 지내서 After Long Time (OST Rooftop Prince) with Indonesian translation

마주보며 나누던 얘기들 우리둘만 알았던 얘기들
majubomyeo nanudeon yaegideul uridulman aratdeon yaegideul
지울수없나봐 버릴순없나봐 잊지못하나봐
jiulsueomnabwa beorilsuneomnabwa itjimotanabwa
오랜만에 둘러본 거리들
oraenmane dulleobon georideul
이길을 지날때면 좋아했던 기억이
igireul jinalttaemyeon johahaetdeon gieogi
자꾸 떠올라서 발길을 멈춘다
jakku tteoollaseo balgireul meomchunda
한참 지나서 나 지금여기 왔어
hancham jinaseo na jigeumyeogi wasseo
그때가 그리워서 모른체 살아도 생각나더라
geuttaega geuriwoseo moreunche sarado saenggangnadeora
그런 너라서 자꾸눈에 밟혀서
geureon neoraseo jakkunune barphyeoseo
함께 보낸 시간들 추억들도 별처럼 쏟아지는데 넌 어떠니
hamkke bonaen sigandeul chueokdeuldo byeolcheoreom ssodajineunde neon eotteoni
행복해만 보이는 사람들
haengbokhaeman boineun saramdeul
나만 혼자 외로이 남은 것만같아서
naman honja oeroi nameun geotmangataseo
아닌 척해봐도 니생각이난다
anin cheokhaebwado nisaenggaginanda
한참지나서 나 지금여기 왔어
hanchamjinaseo na jigeumyeogi wasseo
그때가 그리워서 모른체 살아도 생각나더라
geuttaega geuriwoseo moreunche sarado saenggangnadeora
그런 너라서 자꾸눈에 밟혀서
geureon neoraseo jakkunune barphyeoseo
함께 보낸 시간들 추억들도 별처럼 쏟아지는데 눈물이나
hamkke bonaen sigandeul chueokdeuldo byeolcheoreom ssodajineunde nunmurina
여기서널 기다리면 볼수있을까
yeogiseoneol gidarimyeon bolsuisseulkka
그땐말해줄수있을까 이런내 마음을
geuttaenmalhaejulsuisseulkka ireonnae maeumeul
보고싶어서 더보고싶어져서
bogosipeoseo deobogosipeojyeoseo
그런 나라서 난 너밖에 몰라서
geureon naraseo nan neobakke mollaseo
너없이살다보니 모든게 후회로 가득하더라
neoeobsisaldaboni modeunge huhoero gadeukhadeora
니가없어서 허전한게 더 많아서
nigaeobseoseo heojeonhange deo manhaseo
오늘도 발걸음은 이자리가 그리워 가지못하고 불러본다
oneuldo balgeoreumeun ijariga geuriwo gajimotago bulleobonda

INDONESIAN TRANSLATION

Saat bertemu kita berbagi cerita, cerita dimana hanya kita berdua yang tahu
Sepertinya aku tak dapat menghapus, membuang, dan melupakannya
Aku mengedarkan pandangan ke jalan cukup lama
Kenangan yang kusukai saat melewati jalan ini
terus menerus muncul sehingga menghentikan langkah kakiku
Setelah sekian lama hingga saat aku datang kemari saat ini
Aku merindukan masa itu, hingga tanpa sadar aku memikirkan kehidupan saat itu
Karena dirimu yang terus menerus melangkah di mataku
Kenangan saat-saat menghabiskan waktu bersama seperti bintang bertaburan, namun
bagaimana dengan dirimu?
Orang-orang terlihat bahagia
Hanya aku yang sepertinya dibiarkan sendiri, kesepian
Tak ada kepura-puraan, aku memikirkanmu
Setelah sekian lama hingga saat aku datang kemari saat ini
Aku merindukan masa itu, hingga tanpa sadar aku memikirkan kehidupan saat itu
Karena dirimu yang terus menerus melangkah di mataku
Kenangan saat-saat menghabiskan waktu bersama seperti bintang bertaburan, namun
aku menangis
Dapatkah kau melihatku saat aku menantimu di sini?
Dapatkah nantinya aku menyatakan perasaanku?
Aku merindukanmu, bahkan lebih merindukanmu
Karena dirimu, aku hanya tahu tentang dirimu
Kehidupan tanpamu, semua penuh dengan penyesalan
Tanpa dirimu, aku merasakan banyak kehampaan
Hari inipun langkah kakiku merindukan tempat ini, tak dapat beranjak dan memanggilmu

Lirik Lagu Yim Jae Bum Ost Jang Ok Jung Sorrow Song Live In Love

Hangul

얼마나 아파하고 아파해야 아물까
더 큰 그리움에 돌려보내고 
얼마나 사랑하고 사랑해야 나 안길까 
바람 같은 기억의 품에 
단 하룰 살더라도 괜찮아 
내가 닿지 못할 그 곳에 머물 수 있다면 
가슴이 부서지는 아픔도 
시린 그리움의 눈물도 다 잊어 볼 텐데 
얼마나 아파하고 아파해야 아물까
더 큰 그리움에 돌려보내고 
얼마나 사랑하고 사랑해야 나 안길까 
바람 같은 기억의 품에 
다시는 돌아갈 수 없기에
추억 한 자락에 기대어 또 하루 버티고
그리움 깊어가면 갈수록
슬픈 마지막이 가까이 와 있는 것 같아 
얼마나 아파하고 아파해야 아물까
더 큰 그리움에 돌려보내고 
얼마나 사랑하고 사랑해야 나 안길까 
바람 같은 기억의 품에
한숨처럼 흩어져 붙잡지도 못하고
멀어져만 가는 슬픈 사람아 
얼마나 아파하고 아파해야 아물까
목이 매어 숨도 쉴수 없는 나
얼마나 흔들리고 흔들려야 나 안길까
바람 같은 기억의 품에
헤메이고 헤매이다가 
아파하고 사랑하다가 

Romanization

Olmana aphahago aphaheya amulka
Do kheun geuriume dorryobonego
Olmana saranghago sarangheya na an-gilka
Baram gateun gioge phume
Dan harul saldorado gwenchana
Nega dahji mothal geu gose momul su itdamyon
Gaseumi busojineun apheumdo
Sirin geuriume nunmuldo da iji bol tende

Olmana aphahago aphaheya amulka
Do kheun geuriume dorryobonego
Olmana saranghago sarangheya na an-gilka
Baram gateun gioge phume
Dasineun doragal su opgie
Cuok han jarage gideo tto haru botigo
Geurium giphogamyon galsurok
Seulpheun majimaki gakai wa itneun got gata

Olmana aphahago aphaheya amulka
Do kheun geuriume dorryobonego
Olmana saranghago sarangheya na an-gilka
Baram gateun gioge phume
Hansumchorom heutojyo butjabjido mothago
Morojyoman ganeun seulpheun sarama
Olmana aphahago aphaheya amulka
Mogi meo sumdo swilsuopneun na
Olmana heundeulligo heundeuryoya na an-gilka
Baram gateun gioge phume
hemeigo hemeidaga
Aphahago saranghadaga

English

* How much do I have to hurt and hurt to be healed?
I send it off with a greater longing
How much do I have to love and love to be held
In the embrace of the wind-like memories?
Even if I live for a day, it’s alright
If only I can stay in that place I can’t reach
Even the pain that crushes my heart
And the cold tears of longing – I can forget them all
* Repeat
Because I can’t ever go back in time
I lean on a strand of my memory and get through the day
The deeper my longing grows
It seems like the sad end is coming closer
* Repeat
You scatter like my sigh and I can’t catch you
My sad dear, who is growing farther away
How much do I have to hurt and hurt to be healed?
My throat is clogged up, I can’t even breathe
How much do I have to be shaken and shaken to be held
In the embrace of the wind-like memories?
Wandering and wandering
Hurting and loving

Indonesian

*Seberapa banyak aku harus terluka dan terluka agar dapat tersembuhkan?
Aku mengirimnya pergi dengan kerinduan yang lebih besar
Seberapa banyak aku harus mencinta dan mencinta agar dipegang
Didalam pelukan angin layaknya sebuah memori?
Bahkan jika aku hidup untuk 1 hari, itu tak apa
Jika saja aku bisa tinggal ditempat yang tak bisa kujangkau itu
Bahkan rasa sakit yang menghancurkan hatiku
Dan air mata kerinduan yang dingin - aku bisa melupakan itu semua
* Repeat
Karena aku takkan pernah kembali kesaat itu
Aku bersandar ke helaian kenanganku dan menjalani hari
Rasa kerinduanku tumbuh semakin dalam
Sepertinya akhir yang sedih sedang datang mendekat

* Repeat
Kau tersebar seperti desahan nafasku dan aku tak bisa menangkapmu
Sayangku, yang semakin jauh
Seberapa banyak aku harus terluka dan terluka agar dapat tersembuhkan?
Tenggorokanku tersumbat, aku bahkan tak bisa bernapas
Seberapa banyak lagi aku harus terguncang agar dipegang
Didalam pelukan angin layaknya sebuah memori?
Mengembara dan mengembara
Menyakiti dan mencintai

Minggu, 22 Februari 2015

G 30 S/PKI

Gerakan 30 September
1965/PKI
Di masa demokrasi terpimpin, PKI memperoleh kesempatan yang besar untuk meraih cita-citanya. PKI bercita-cita mengubah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dengan negara yang berideologi komunis. D.N. Aidit sebagai pimpinan PKI mendukung konsep demokrasi terpimpin yang berporoskan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom).
Keadaan Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Sebelum Terjadinya Peristiwa G 30 S/PKI
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ideologi Pancasila menghadapi berbagai tantangan besar sejak tahun 1959, ketika Demokrasi Terpimpin dilaksanakan. Pada waktu itu terjadi ketegangan sosial politik yang menjadi-jadi. Kondisi politik menjadi panas karena antarpartai politik saling mencurigai, antara partai politik dengan ABRI serta antara keduanya dengan Presiden. Mereka saling bersaing untuk saling berebut pengaruh atau mendominasi. Begitu pula pada masa Demokrasi Terpimpin kondisi ekonomi sangat memprihatinkan hingga muncul krisis ekonomi nasional. Prinsip Nasakom yang diterapkan waktu itu memberi peluang kepada PKI dan organisasi pendukungnya untuk memperluas pengaruhnya. Dalam memanfaatkan peluang tersebut PKI menyatakan sebagai partai pejuang bagi perbaikan nasib rakyat dengan janji-janji seperti kenaikan gaji atau upah, pembagian tanah dan sebagainya. Oleh karena itu PKI banyak mendapatkan pengaruh dari para petani, buruh kecil atau pegawai rendah sipil maupun militer, seniman, wartawan, guru, mahasiswa, dosen, intelektual, dan para perwira ABRI. Kondisi politik dan ekonomi yang semakin tegang berdampak pada sosial budaya masyarakat. PKI dan para pendukungnya yang semakin mendapat pengaruh sering mengancam dan melakukan tindak kekerasan lainnya. Hal ini seperti yang dialami oleh para pemuda yang tergabung dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII). Ketika sedang melakukan pelatihan di Kanigoro Kediri Jawa Timur pada bulan Januari 1965, para pendukung PKI menyerbu peserta pelatihan. Tindakan serupa juga dilakukan terhadap umat Hindu di Bali yang sedang melakukan kegiatan keagamaan. Tindakan PKI ini akhirnya juga dibalas oleh para kelompok yang anti PKI sehingga masyarakat menjadi semakin resah karena seringkali terjadi pertikaian fisik. Pengaruh PKI yang sangat besar dalam bidang politik berdampak luas terhadap kebijakan pemerintah di semua bidang. Dalam bidang sosial budaya semua organisasi yang anti PKI dituduh sebagai anti pemerintah. Para seniman yang tergabung dalam kelompok Maniesto Kebudayaan (Manikebu) dibubarkan oleh pemerintah pada bulan Mei 1964. Badan Pendukung Sukarno (BPS) juga dibubarkan oleh pemerintah pada bulan Desember 1964 karena menentang PKI.
A. Tahap Persiapan
PKI melakukan berbagai kegiatan untuk memperoleh simpati dan dukungan luas dari pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
-Mengirim sukarelawan dalam konfrontasi dengan Malaysia.
-Melakukan “aksi sepihak” tahun 1963, terutama di Jawa, Bali dan Sumatera Utara dengan membagikan tanah kepada petani.
-Melakukan demonstrasi, menuntut kenaikan upah di pabrik-pabrik, perusahaan, dan perkebunan.
-Memberikan latihan politik dan militer kepada anggota pemuda rakyat dan gerwani. PKI akhirnya menuntut pemerintah agar membentuk angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh, petani, dan nelayan yang dipersenjatai.
-Menghancurkan lawan politiknya dengan jalan mendukung pemerintah untuk membubarkan Masyumi, Murba, Manikebu (Manifesto Kebudayaan).
-Menyebarkan isu tentang adanya Dewan Jenderal dalam Angkatan Darat yang akan mengambil alih kekuasaan secara paksa dengan bantuan Amerika Serikat. Tuduhan ini dibantah oleh Angkatan Darat. Sebaliknya, Angkatan Darat menuduh PKI yang akan melakukan kudeta.

B. Tahap Pelaksanaan
Berita tentang semakin memburuknya kesehatan Presiden Soekarno menimbulkan ketegangan di kalangan pemimpin politik nasional. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada pemberontakan tanggal 30 September 1965. Pada dini hari di penghujung bulan September 1965 terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat yang dipimpin langsung oleh Letkol Untung (Komandan Batalyon I Cakrabirawa). Operasi itu dibantu oleh satu batalyon dari Divisi Diponegoro, satu batalyon dari Divisi Brawijaya, dan orang sipil dari pemuda rakyat. Para perwira tinggi yang diculik dan dibunuh adalah:
-Letnan Jenderal Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat.
-Mayor Jenderal R. Suprapto (Deputi II Pangad).
-Mayor Jenderal M.T. Haryono (Deputi III Pangad).
-Mayor Jenderal S. Parman (Asisten I Pangad).
-Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan (Asisten IV Pangad).
-Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat).
Dalam peristiwa tersebut Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjabat sebagai Menteri Kompartemen Hankam/ Kepala Staf Angkatan Darat berhasil meloloskan diri dari pembunuhan akan tetapi putri beliau, Irma Suryani Nasution tewas akibat tembakan para penculik. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean, ajudan Jenderal Nasution juga tewas dalam peristiwa tersebut. Selain itu Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun, pengawal rumah Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena juga menjadi korban keganasan PKI. Peristiwa pembunuhan oleh G 30 S/ PKI yang terjadi di Yogyakarta mengakibatkan gugurnya dua orang perwira TNI AD yakni Kolonel Katamso Dharmokusumo dan Letnan Kolonel Sugiyono. Pada hari Jum’at pagi tanggal 1 Oktober 1965 “Gerakan 30 September “ telah menguasai dua buah sarana komunikasi vital, yakni studio RRI Pusat di Jalan Merdeka Barat, Jakarta dan Kantor PN Telekomunikasi di Jalan Merdeka Selatan. Melalui RRI pagi itu pukul 07.20 dan diulang pada pukul 08.15 disiarkan pengumuman tentang Gerakan 30 September. Diumumkan antara lain bahwa gerakan ditujukan kepada jenderal- jenderal anggota Dewan Jenderal yang akan mengadakan kudeta terhadap pemerintah. Dengan pengumuman ini maka masyarakat menjadi bingung. Menghadapi situasi politik yang panas tersebut Presiden Sukarno berangkat menuju Halim Perdanakusumah, dan segera mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Mayor Jenderal Suharto selaku Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) mengambil alih komando Angkatan Darat, karena belum adanya kepastian mengenai Letnan Jenderal Ahmad Yani yang menjabat Menteri Panglima Angakatan Darat. Dengan menghimpun pasukan lain termasuk Divisi Siliwangi, dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edi Wibowo, panglima Kostrad mulai memimpin operasi penumpasan terhadap Gerakan 30 September. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam operasi ini sebagai berikut.
(1) Pada tanggal 1 Oktober 1965 operasi untuk merebut kembali RRI dan Kantor Telkomunikasi sekitar pukul 19.00. Dalam sekitar waktu 20 menit operasi ini berhasil tanpa hambatan. Selanjutnya Mayor Jenderal Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat mengumumkan lewat RRI yang isinya sebagai berikut.
(a) Adanya usaha usaha perebutan kekuasaan oleh yang menamakan dirinya Gerakan 30 September.
(b) Telah diculiknya enam tinggi Angkatan Darat.
(c ) Presiden dan Menko Hankam/Kasab dalam keadaan aman dan sehat.
(d) Kepada rakyat dianjurkan untuk tetap tenang dan waspada.
(2) Menjelang sore hari pada tanggal 2 Oktober 1965 pukul 06.10 operasi yang dilakukan oleh RPKAD yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dan Batalyon 328 Para Kujang. Operasi ini berhasil menguasai beberapa tempat penting dapat mengambil alih beberapa daerah termasuk daerah sekitar bandar udara Halim Perdanakusumah yang menjadi pusat kegiatan Gerakan 30 September.
(3) Dalam operasi pembersihan di kampung Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk seorang anggota polisi, Ajun Brigadir Polisi Sukitman diketemukan sebuah sumur tua tempat jenazah para perwira Angkatan Darat dikuburkan. Mereka yang menjadi korban kebiadaban PKI tersebut mendapat penghargaan sebagai pahlawan revolusi.
Ketika gerakan 30 September ini menyadari tidak adanya dukungan dari masyarakat maupun anggota angkatan bersenjata lainnya, para pemimpin dan tokoh pendukung Gerakan 30 September termasuk pemimpin PKI D.N. Aidit segera melarikan diri. Dengan demikian masyarakat semakin mengetahui bahwa Gerakan 30 September yang sebenarnya melakukan pengkhianatan terhadap negara ini.
C. Menumpas Gerakan 30 September 1965/PKI
Operasi penumpasan G 30 S/PKI dilancarkan pada tanggal 1 Oktober 1965. Mayor Jenderal Soeharto yang menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengambil alih komando Angkatan Darat karena Menteri Panglima Angkatan Darat (Letjend Ahmad Yani) belum diketahui nasibnya. Panglima Kostrad memimpin operasi penumpasan terhadap G 30 S/PKI dengan menghimpun pasukan lain, termasuk Divisi Siliwangi, Kavaleri, dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo. Studio RRI pusat, gedung besar telekomunikasi dapat direbut kembali. Operasi diarahkan ke Halim Perdana Kusuma. Halim Perdana Kusuma dapat dikuasai pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo pada tanggal 2 Oktober 1965. Karena tidak ada dukungan dari masyarakat dan anggota angkatan bersenjata lainnya, para pemimpin dan tokoh pendukung G 30 S/PKI termasuk pemimpin PKI D.N. Aidit melarikan diri. Atas petunjuk Sukitman (seorang polisi), diketahui bahwa perwira-perwira Angkatan Darat yang diculik dan dibunuh telah dikuburkan/ditanam di Lubang Buaya. Pada tanggal 3 Oktober 1965, ditemukan tempat kuburan para jenderal itu. Pengambilan jenazah dilakukan pada tanggal 4 Oktober 1965 oleh RPKAD dan Marinir. Seluruh jenderal korban G 30 S/PKI dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto untuk dibersihkan dan disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Keesokan harinya bertepatan dengan hari ulang tahun ABRI, 5 Oktober 1965 para jenasah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Mereka diberi gelar Pahlawan Revolusi. Untuk mengikis habis sisa-sisa G 30 S/PKI dilakukan operasi-operasi penumpasan, yakni sebagai berikut.
-Operasi Merapi di Jawa Tengah dilakukan RPKAD dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo.
-Operasi Trisula di Blitar Selatan dilakukan Kodam VIII/Brawijaya yang dipimpin Mayjen M. Yasin dan Kolonel Witarmin.
-Operasi Kikis di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Upaya Penumpasan G 30 S/PKI dari Aspek Militer
Untuk menumpas kekuatan PKI, pemerintah melancarkan operasi militer. Setelah berhasil menghimpun pasukan lain termasuk Divisi Siliwangi dan Kaveleri, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, Panglima Kostrad, mulai memimpin operasi penumpasan.
A. Pada tanggal 1 Oktober 1965, beberapa tempat penting seperti RRI dan Telkom telah dapat
diambil alih oleh pasukan RPKAD tanpa pertumpahan darah.
B. Pada hari yang sama, Mayjen Soeharto mengumumkan beberapa hal penting berikut
melalui RRI.
1) Penumpasan G 30 S/PKI oleh angkatan militer.
2) Dewan Revolusi Indonesia telah demisioner.
3) Menganjurkan kepada rakyat agar tetap tenang dan waspada.
C. Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD berhasil menguasai kembali Bandara Halim Perdana kusuma.
D. Pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk anggota polisi yang bernama Sukitman berhasil ditemukan sumur tua yang digunakan untuk menguburkan jenazah para perwira AD.
E. Pada tanggal 5 Oktober 1965, jenazah para Jenderal AD dimakamkan dan mendapat
penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.
Untuk menumpas G 30 S/PKI di Jawa Tengah, diadakan operasi militer yang dipimpin
oleh Pangdam VII, Brigadir Suryo Sumpeno. Penumpasan di Jawa Tengah memakan waktu
yang lama karena daerah ini merupakan basis PKI yang cukup kuat dan sulit mengidentifikasi
antara lawan dan kawan. Untuk mengikis sisa-sisa G 30 S/PKI di beberapa daerah dilakukan
operasi-operasi militer berikut:
A.     Operasi Merapi di Jawa Tengah oleh RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
B.     Operasi Trisula di Blitar Selatan dipimpin Kolonel Muh. Yasin dan Kolonel Wetermin.
C.   Akhirnya dengan berbagai operasi militer, pimpinan PKI D.N. Aidit dapat ditembak mati di Boyolali dan Letkol Untung Sutopo ditangkap di Tegal.
Dengan adanya operasi-operasi di atas, para pemimpin/tokoh-tokoh PKI dapat ditangkap sekaligus ditembak mati. Operasi penumpasan itu mengakibatkan kekuatan PKI dapat dilumpuhkan. Dalam rangka menyelesaikan Gerakan 30 September, pada tanggal 6 Oktober 1965 Presiden Soekarno mengadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora. Dalam sidang tersebut Presiden Soekarno menyatakan sikapnya demikian:
“Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar
Revolusi, Bung Karno menandaskan bahwa mengutuk
pembunuh-pembunuh buas yang dilakukan oleh petualang-
petualang kontra revolusi dari apa yang menamakan
diri Gerakan 30 September. Tidak membenarkan pembentukan
apa yang dinamakan Dewan Revolusi. Hanya
saya yang bisa mendemisioner kabinet dan bukan orang
lain.”
D. Kesatuan aksi dalam menumbangkan Orde Lama
Aksi yang dilakukan oleh Gerakan 30 September segera mendapat perlawanan dan reaksi keras dari masyarakat yang menemukan bukti keterlibatan PKI dalam gerakan tersebut. Akhir Oktober 1965, persatuan aksi yang dibentuk para mahasiswa, pelajar, dan berbagai organisasi lainnya menuntut pemerintah untuk membubarkan PKI dan organisasi pendukungnya. Pemerintah tidak segera menanggapi tuntutan masyarakat dan Nasakom tetap dijadikan prinsip kegiatan politik nasional. Kesatuan aksi pada tanggal 26 Oktober 1965
membentuk satu front, yaitu “Front Pancasila”. Gelombang demonstrasi menuntut dibubarkannya PKI di berbagai daerah. Hal itu menjurus ke arah konflik politik yang mengakibatkan korban jiwa yang besar di dalam masyarakat, terutama di Jawa, Bali, dan Sumatera Utara.. Pada tanggal 10 Januari 1966, kesatuan aksi yang tergabung dalam “Front Pancasila” melakukan demonstrasi di muka gedung DPR-GR. Mereka mengajukan tiga tuntutan hati nurani rakyat yang dikenal dengan nama “Tritura” (Tiga Tuntutan Rakyat). Isi Tritura adalah sebagai berikut.
-Bubarkan PKI.
-Bersihkan kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI.
-Turunkan harga barang.
Aksi menentang PKI ditunjukkan saat pelantikan anggota Kabinet Dwikora yang disempurnakan pada tanggal 24 Februari 1966. Para demonstran menggelar aksi untuk menggagalkan peresmian kabinet. Dalam bentrokan di depan Istana Merdeka, seorang mahasiswa yang bernama Arief Rachman Hakim gugur terkena tembakan resimen Cakrabirawa. Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
E.  Dampak Sosial Politik dari Peristiwa G 30 S/PKI
Berikut ini dampak sosial politik dari G 30 S/PKI.
a. Secara politik telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara AD.
b. Sampai bulan Desember 1965 PKI telah hancur sebagai kekuatan politik di Indonesia.
c. Kekuasaan dan pamor politik Presiden Soekarno memudar.
d. Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau”dianggap PKI”, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif banyak.